Goddard Space Flight Center menemukan ledakan matahari pada Minggu (1/8) di mana ledakan itu mengirimkan gas dalam jumlah besar ke arah bumi dengan kecepatan 1 juta mil/jam.
“Hal ini memang gila! Kami memiliki data-data dari peristiwa besar itu,” kata astrofisikawan matahari NASA, Alex Young.
Gelombang pertama terjadi kemarin malam yang membuat aurora menakjubkan di selatan Wisconsin dan Michigan.
Sejauh ini, katakutan bahwa ledakan itu berpengaruh pada satelit dan pembangkit tenaga listrik tidak terjadi.
“Hal ini bukanlah akhir dunia yang menempatkan kita pada zaman batu lagi. Namun, peristiwa ini memiliki efek luar biasa di mana kita belum siap,” katanya
Perakirawan cuaca luar angkasa memiliki peran yang sangat penting bagi pesawat ruang angkasa yang akan menghadapi peningkatan radiasi selama badai matahari.
Tsunami matahari juga bisa mempengaruhi alat bor minyak yang mengandalkan GPS untuk keakuratannya, komunikasi militer selama pertempuran, serta padamnya pembangkit listrik.
Pemandangan aurora di Denmark sangat signifikan, karena berada pada lintang geomagnetik yang mendukung.
Tapi wilayah di Michigan AS yang lebih di selatan juga mempunyai kesempatan untuk menyaksikan Cahaya Utara.
Aurora borealis itu muncul disebabkan oleh dua badai matahari minor yang terjadi pada Minggu (1/8) dan menembakkan banyak plasma ke arah bumi.
Sementara ledakan besar di matahari bisa berbahaya karena dapat menghancurkan satelit, dan merusak pembangkit listrik serta jaringan komunikasi di seluruh dunia.
Biasanya hanya wilayah-wilayah di dekat kutub saja yang bisa menyaksikan aurora yang berwarna merah dan hijau itu.
Namun badai matahari mengarahkannya ke selatan. Pengamat langit masih terus mengawasi daerah utara malam ini, untuk melihat aurora hijau dan cahaya merah.
Matahari melewati siklus aktivitas regulernya rata-rata setiap 11 tahun. Puncak ledakan matahari pernah terjadi pada 2001 dan berakhir lama.
0 comments:
Post a Comment